Prolog
Perjalanan
Ini tentang perjalanan
Perjalanan pada tengah malam. Hanya lampu-lampu
jalanan yang menemani. Sesekali suara kendaraan membising ditelinga. Tapi hanya
muncul dari belakang, dan menghilang
pada kejauhan.
Beginilah rupa elok perjalanan tanpa doa.
Kepingan luka ada pada setiap nadi.
Seringkali bimbang diperempatan ataupun pertigaan. Basah dengan keringat ketika
jalan menanjak, atau basah dengan cipratan air sesekali pada musim hujan.
Perempuan duduk di halte. Ketika malam memasuki
gelapnya yang sempurna.
Ia pergi diam-diam. Tapi tak ada yang mengejar. Ia
menolak makan. Tapi tak ada yang memaksa. Ia memilih untuk sendiri. Tapi tak
ada yang menemani. Ia berdiri di tengah jalanan. Menanti kendaraan datang dan
membunuh. Tapi tak ada yang mencegah.
Perempuan menangis pada perjalanannya.
Orang-orang lewat. Tapi tak berjejak. Seolah tak ada
yang menerangi. Sibuk menatap pada langkah letihnya.
Perempuan menangis. Melihat sekelilingnya tak ada
siapa-siapa
Hujan turun dengan derasnya
Hanya suaranya yang menderas
Tubuhnya masih terhampar basah memerah.
2010 - Paiton