mEt daTAng kawand...!!

Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]


hiDupmu akan lebih inDah ketika kamu mamPu melihat seGala sesuaTu deNgan pEnuh syukUr...
Alhamdulillah...


Minggu, 16 Juni 2013


History

Dari bumi yang meretak
Sekerat nada untuk lelaki penguras rindu

Lelaki yang kukenal,
Ada yang tertinggal di film tempo purba
Menyisir atap fikiran

Dingin dan basah
Itu yang kau sisakan
Pada malam-malam panjang akhir kita


Epilog Negeri

Pujangga negeri lumpuh ketika luka rakyat memerah
Mememar menjadi nanah
Pujangga meringis dalam perih,
gemetar menegakkan tubuh
yang goyah oleh pengkhianatan,
dan menjilat luka-luka negeri,
perlahan menggagahkan diri
mencari kata tanpa dusta

Ketika rindu menguasaimu
Kamu yang mungkin butuh waktu
Menemukan...
Kejujuran yang bersembunyi di bawah naungan pohon yang tak rimbun,

Perempuan yang selalu merindukan hujan (part 2)

Pada hujan yang panjang
Aku mengurung warna yang tertinggal
Balok-balok kabur pada dayungmu yang gusar

Sunyi itu masih mengekal
Padaku yang bodoh antara bisik dan gemericik
Aku perempuanmu yang purba!
Tak usah bertahan pada perempuan manapun

Lirikku sudah mengigaukan namamu
Sajakku sudah menemukan wujudmu

Sudah kupastikan
Kelahiran dingin akan menyihirmu
Terkungkung pada gelembung pori-pori awan


Perempuan yang selalu merindukan hujan (Part 1)

Perempuan yang selalu merindukan hujan (Part 1)

Perempuan itu
Bertanya makna menunggu pada sisa hujan
Musim lalu
Gelisahnya dibungkus angin debu
Tertimbun dalam kerukan tanya
Ia mulai bingung
kemana ia selipkan kesal melawan arah jarum jam
Yang setiap detik
Mengisi jenuhnya
Pada kata “menunggu”
Sedang kenangan terus mencekik
Sisa harinya

Sebelum fajar menua
Dan senja menguban
Ia pertegas beku dan pucat wajahnya

Sebelum hujan tiba pada musimnya

#Panda RH Emaadhy - paiton

Prolog Perjalanan

Prolog Perjalanan


Ini tentang perjalanan
Perjalanan pada tengah malam. Hanya lampu-lampu jalanan yang menemani. Sesekali suara kendaraan membising ditelinga. Tapi hanya muncul  dari belakang, dan menghilang pada kejauhan.

Beginilah rupa elok perjalanan tanpa doa. Kepingan  luka ada pada setiap nadi. Seringkali bimbang diperempatan ataupun pertigaan. Basah dengan keringat ketika jalan menanjak, atau basah dengan cipratan air sesekali pada musim hujan.

Perempuan duduk di halte. Ketika malam memasuki gelapnya yang sempurna.
Ia pergi diam-diam. Tapi tak ada yang mengejar. Ia menolak makan. Tapi tak ada yang memaksa. Ia memilih untuk sendiri. Tapi tak ada yang menemani. Ia berdiri di tengah jalanan. Menanti kendaraan datang dan membunuh. Tapi tak ada yang mencegah.

Perempuan menangis pada perjalanannya.
Orang-orang lewat. Tapi tak berjejak. Seolah tak ada yang menerangi. Sibuk menatap pada langkah letihnya.

Perempuan menangis. Melihat sekelilingnya tak ada siapa-siapa
Hujan turun dengan derasnya
Hanya suaranya yang menderas

Tubuhnya masih terhampar basah memerah.


2010 - Paiton

Ecsotis friend

Ecsotis friend
foto bareng sewaktu selesai ujian praktek agama tgl 28 April 2009