mEt daTAng kawand...!!

Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]


hiDupmu akan lebih inDah ketika kamu mamPu melihat seGala sesuaTu deNgan pEnuh syukUr...
Alhamdulillah...


Senin, 30 November 2009

Kata bijak "menulis"

  • Usahakan menulis setiap hari. Niscaya, kulit anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaat yang luar biasa”. [Fatimah Mernissi]
  • “Menulis merangsang pemikiran, jadi saat anda tidak bisa memikirkan sesuatu untuk di tulis, tetaplah mencoba untuk menulis”. [Barbara]
  • “Menulis adalah mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, daya, dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan nafas hidupnya.” [Stephen King]
  • “Ketika seorang penulis hanya menunggu, maka sebenarnya ia belum menjadi dirinya sendiri”. [Stephen King]
  • “Kita tidak harus menunggu datangnya inspirasi itu kita sendirilah yang menciptakannya”. [Stephen King]
  • “Membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh seorang penulis”. [Stephen King]
  • “Penulis yang baik, karena ia menjadi pembaca yang baik”. [Hernowo]
  • “Untuk menjadi penulis, yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktekkannya, orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis namun tidak pernah melakukannya maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil, tanpa ada usaha dan kerja keras untuk memilikinya”. [Stephen King]
  • “Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri”. [J.K. Rowling]
  • “Syarat untuk menjadi penulis ada tig, yaitu: menulis, menulis, menulis”. [Kuntowijoyo]
  • Kawan, Hernowo itu baru meulai menulis pas udah usia 44 tahun lho!! tau tak. nah, sekarang ini kita semua tau bahwa beliau adalah salah satu orang yang produktif membuat buku dan tulisan. usia dikau berapa sekarang? jikalau lebih muda, bukankah itu satu hal yang memotivasi dikau?
  • “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. [Imam Al-Ghazali]

Puisi Hamka untuk NATSIR

Puisi Hamka untuk NATSIR     

Senin, 23 April 2007



Hussein Umar berpulang. "Kita kehilangan seorang pejuang yang
istiqamah," kata Prof. Didin Hafidhudin. Baca Catatan Akhir Pekan [CAP]
Adian Husaini ke-191



[Pesan Terakhir Hussein Umar]



Oleh: Adian Husaini



Kamis, 19 April 2007, umat Islam Indonesia kehilangan seorang pejuang
Islam yang tangguh, Hussein Umar. Dia adalah ketua umum Dewan Da'wah
Islamiyah Indonesia. Sebuah SMS belasungkawa yang masuk ke HP saya
menyatakan, "singa podium" itu telah pergi meninggalkan kita." Ya,
memang julukan itu sangat tepat. Hussein Umar adalah seorang orator
ulung. Tapi, dia bukan 'dai artis', yang hanya bicara dakwah dan
perjuangan di atas panggung. Seluruh waktu, pikiran, dan hidupnya
dicurahkan untuk dakwah.



Bang Hussein - panggilan akrab Hussein Umar - memang pengagum para tokoh
Masyumi. Salah satunya, Prof. Kasman Singodimedjo, seorang yang jika
berpidato adalah laksana singa (Singo di Medjo). Hussein Umar sering
mengungkap cerita kegigihan dan keberanian Kasman. Ketika Kasman dalam
tahanan Orde Lama dan dipaksa untuk membuat pengakuan yang tidak
dilakukannya, Kasman justru menantang petugas itu untuk menembaknya.
Ketika dihadapkan padanya seorang perwira yang membuat cerita palsu
tentang dirinya, Kasman justru membentak perwira itu dan menyatakan,
"Taubat kamu!" Perwira itu pun gemetar dibentak Kasman dan mengaku dia
dipaksa untuk membuat cerita palsu.



Cerita lain seputar Kasman, salah satu tokoh idola Hussein Umar. Suatu
saat Kasman berkunjung ke daerah pedalaman. Ketika mobil harus
menyeberangi sungai di atas satu jembatan yang rapuh, pengantarnya
meminta Kasman turun dan membiarkan sopir itu membawa mobilnya sendiri.
Kasman marah dengan tindakan yang mau selamat sendiri itu dan membiarkan
orang kecil celaka. Dia meminta semua naik mobil bersama-sama, selamat
bersama, dan celaka pun harus bersama-sama. Tidak pandang orang
berpangkat atau orang biasa. Sampai-sampai Kasman membentak, "Syahadat
ulang kamu!"



Hussein Umar menceritakan semua kisah itu dalam berbagai kesempatan,
mengajak generasi berikutnya untuk meneladani kisah-kisah teladan para
pejuang terdahulu. Maka, ketika saya berkunjung ke rumahnya, Rabu
(18/4/2007) pagi - sekitar dua jam sebelum beliau di bawa ke rumah sakit
- Bang Hussein juga menceritakan berbagai kisah teladan para tokoh
Masyumi dalam dakwah. Salah satu yang saat itu ditekankan kepada saya
adalah puisi Hamka yang ditulis untuk Natsir, saat berlangsungnya Sidang
Konstituante tahun 1957.



Ketika itu, Bang Hussein bertanya kepada saya,"Sudah baca puisi Hamka
yang ditulis untuk Pak Natsir dalam sidang Konstituante?" Saya jawab,
"Belum!" Ia lalu berdiri, masuk ke dalam kamar dan mengambil sebuah buku
berjudul "Islam Sebagai Dasar Negara", karya Moh. Natsir, terbitan Dewan
Da'wah Islamiyah Indonesia. Bang Hussein memang kami kenal sebagai orang
yang rajin dan telaten dalam mengkoleksi data-data yang penting.



"Ini bacalah!," ujarnya menunjuk pada puisi Hamka yang tertera dalam
bagian depan buku "Islam sebagai Dasar Negara". Saya pun terpana membaca
puisi tersebut, kata demi kata, baris demi baris. Inilah puisi gubahan
Hamka yang diberi judul "Kepada Saudaraku M. Natsir". Puisi ini ditulis
Hamka di Ruang Sidang Konstituante pada 13 November 1957, setelah
mendengar pidato Moh. Natsir di Majlis Konstituante:





Meskipun bersilang keris di leher



Berkilat pedang di hadapan matamu



Namun yang benar kau sebut juga benar





Cita Muhammad biarlah lahir



Bongkar apinya sampai bertemu



Hidangkan di atas persada nusa





Jibril berdiri sebelah kananmu



Mikail berdiri sebelah kiri



Lindungan Ilahi memberimu tenaga





Suka dan duka kita hadapi



Suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu



Kemana lagi, Natsir kemana kita lagi





Ini berjuta kawan sepaham



Hidup dan mati bersama-sama



Untuk menuntut Ridha Ilahi



Dan aku pun masukkan



Dalam daftarmu .......!





Dalam kondisi tubuh yang lemah, tapi dengan suara yang bergetar, Bang
Hussein mengucapkan dua baris terakhir puisi Hamka: Dan aku pun
masukkan, dalam Daftarmu...!



Pidato Natsir dalam Sidang Konstituante tersebut memang luar biasa.
Sebagai seorang ulama dan sastrawan, Hamka pun terpana dengan pidato
Natsir itu, sampai menuliskan sebuah puisi khusus untuk Natsir. Ketika
itulah, Natsir mengupas tuntas kelemahan sekularisme, yang dia katakan
sebagai paham tanpa agama, atau la diiniyah. Sekularisme, kata Natsir,
adalah suatu cara hidup yang mengandung paham, tujuan, dan sikap hanya
di dalam batas keduniaan. "Seorang sekularis tidak mengakui adanya wahyu
sebagai salah satu sumber kepercayaan dan pengatahuan. Ia menganggap
bahwa kepercayaan dan nilai-nilai itu ditimbulkan oleh sejarah ataupun
oleh bekas-bekas kehewanan manusia semata-mata dan dipusatkan kepada
kebahagiaan manusia dalam kehidupan sekarang ini belaka," ujar Natsir.



Natsir dengan tegas menawarkan kepada Sidang Konstituante agar
menjadikan Islam sebagai dasar negara RI. Kata Natsir, "Jika
dibandingkan dengan sekularisme yang sebaik-baiknya pun, maka adalah
agama masih lebih dalam dan lebih dapat diterima oleh akal.
Setinggi-tinggi tujuan hidup bagi masyarakat dan perseorangan yang dapat
diberikan oleh sekularisme, tidak melebihi konsep dari apa yang disebut
humanity (perikemanusiaan). Yang menjadi soal adalah pertanyaan, "Dimana
sumber perikemanusiaan itu?"



Tokoh-tokoh Masyumi - yang kemudian mendirikan Dewan Da'wah Islamiyah
Indonesia - adalah para pejuang Islam yang gigih dalam mengajukan
konsep-konsep Islam, secara ilmiah dan argumentatif. Tetapi, mereka juga
konsisten dalam memegang teguh aturan main secara konstitusional. Ketika
perjuangan melalui jalur partai politik terganjal, para tokoh Masyumi
pun menempuh jalur dakwah di masyarakat, masjid, pesantren, dan
perguruan tinggi. Istilah mereka, dakwah adalah laksana air yang
mengalir, tidak boleh berhenti, dan tidak bisa dibendung.



Rabu (18/4/2007) sekitar pukul 06.00 hari itu saya tidak bermaksud
menjumpai Bang Hussein Umar. Ketika itu, saya sedang meluncur menuju
satu tempat di Tanah Abang, Jakarta, menemui seorang teman dari Kuala
Lumpur. Tapi, entah kenapa, berulang kali HP-nya gagal saya hubungi.
Maka, di luar rencana semula, saya segera mengalihkan tujuan. Saya
menelepon Bang Hussein Umar - panggilan akrab Ketua Umum Dewan Da'wah
Islamiyah Indonesia (DDII). Sudah berbulan-bulan, sejak beliau menjalani
operasi jantung di Kuala Lumpur, saya tidak berbincang dengan Bang
Hussein. "Ya Adian, saya sudah kangen juga," ujarnya dari ujung telepon,
sangat hangat, menyambut telepon saya.



Ketika saya datang, Bang Hussein sudah siap menyambut. Disiapkannya dua
potong roti bakar untuk saya. Menyusul kemudian segelas minuman coklat
hangat. Tapi, ada yang tidak biasa dengan pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Kondisinya terlihat lelah. Ia tampak sedikit menggigil.
Sebuah jaket hitam dikenakannya. "Saya merasa dingin sekali, tidak
seperti biasanya," ujarnya. Berulang kali ia harus keluar masuk,
mengeluarkan dahak batuknya. Akhirnya, diambilnya sebuah plastik untuk
menampung dahaknya. Namun, semua itu tidak mematahkan semangatnya untuk
terus berbincang tentang berbagai masalah dakwah dan kenegaraan.



Sosok Hussein Umar adalah sosok dai dan politisi Muslim yang melanjutkan
tradisi perjuangan para pendahulunya. "Beliau bukan manusia biasa. Kita
kehilangan seorang pejuang yang istiqamah. Kita semua menjadi saksi,"
kata Prof. Didin Hafidhudin, mengantar kepergian Bang Hussein. Semua
orang yang mengenal dekat Hussein Umar akan memiliki pendapat yang sama.
Dua puluh tahun lalu, ketika saya masih aktif di lembaga kemahasiswaan
Islam, Hussein Umar sudah saya kenal dengan materi khasnya,
"problematika umat". Hingga kini, apa yang diperjuangkannya pun tidak
bergesar. Hussein Umar tetap istiqamah dalam rel dakwah yang sama. Dia
tidak pindah rel dan pindah jalur. Meskipun aktif dalam belasan lembaga
dakwah, sosial, atau politik, Hussein Umar tetap membawa program
"tegakkan syariat Islam di bumi Indonesia!"



Selain mengingatkan perlunya istiqamah dalam dakwah, dalam perbincangan
Rabu pagi di rumahnya itu, Bang Hussein juga mengingatkan agar para
aktivis dakwah jangan sampai melupakan jasa-jasa para pejuang Islam
Indonesia masa lalu. "Karena jasa-jasa mereka, kita bisa menikmati
situasi di Indonesia saat ini," ujarnya. Ia pun berpesan, agar dalam
dakwah tidak muncul sikap tergesa-gesa ingin menikmati hasil. "Semua
perlu proses dan kesabaran. Jangan kita bisa dijebak lagi, karena ingin
cepat-cepat menuai hasil, lalu masuk dalam skenario yang justru akan
menghancurkan gerakan dakwah," nasehatnya.



Rabu pagi itu, saya sempat meminta Bang Hussein untuk bersedia ditulis
biografinya. Judulnya pun sudah kami sepakati, yaitu "Meluruskan
Sejarah". Beliau adalah seorang pelaku sejarah yang sangat penting untuk
kita gali pengalamannya. Salah satu keprihatinan yang sempat
diungkapkannya adalah adanya upaya pemutarbalikan sejarah G-30S/PKI yang
menghilangkan peran umat Islam. Setelah itu, di Dewan Da'wah pun saya
mengajak sejumlah teman untuk menulis birografinya.



Biasanya jika berkunjung ke rumah Bang Hussein, selepas shalat subuh,
kami berbincang selama berjam-jam. Beliau adalah guru yang sangat kaya
pengalaman dan memiliki ruh dakwah yang tidak pernah padam. Tapi,
melihat tubuhnya yang melemah dan menggigil dengan batuk yang tiada
henti, saya pun segera berpamitan. "Saya juga mau istirahat," ujarnya.
Maka, kami pun berpisah. Beliau mengantarkan saya sampai keluar pintu
pagar dan menutup pagarnya sendiri.



Rupanya, itulah perjumpaan saya terakhir dengan Bang Hussein. Menurut
cerita putranya, sekitar dua jam setelah saya meninggalkan rumahnya,
beliau harus dibawa ke rumah sakit, karena kondisinya memburuk. Padahal,
operasi jantungnya di Kuala Lumpur berlangsung lancar. Beliau pun sudah
mulai berkantor, seminar, khutbah, dan sebagainya. Tapi, Allah
menghendaki lain. Allah mengabulkan keinginan Bang Hussein untuk
menghadap-Nya dalam kondisi aktif dalam dakwah. Beliau tidak ingin
pensiun dari dakwah.



Dan keesokan harinya, Kamis (19/4/2007), selepas shalat subuh, sebuah
kabar duka saya terima, Bang Hussein telah tiada jam 04.00 pagi. Segera
saya meluncur ke rumahnya. Sesampai di rumahnya, saya lihat tubuh Bang
Hussein terbujur, dengan wajah yang sangat teduh dan tenang. Selamat
jalan Bang Hussein! Doa kami menyertaimu. Kami akan melanjutkan
perjuanganmu.



Seperti ujung puisi Hamka untuk Natsir: "Dankami pun masukkan; Dalam
Daftarmu!" Allahumma ighfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu. [Jakarta,
20 April 2007/ www.hidayatullah.com]

Senin, 21 September 2009

Puasa dan Kecerdasan Emosi

Saya akan mengemukakan sebuah bukti ilmiah tentang manfaat puasa yang saya kutip dari tulisan Daniel Goleman, seorang ahli dan peneliti tentang kecerdasan emosi, sebagai berikut: Anak-anak berusia empat tahun di Taman Kanak-kanak Stanford disuruh masuk ke dalam sebuah ruangan. Sepotong marshmallow diletakkan di atas meja di hadapan mereka. Kepada mereka dikatakan,“Kalian boleh makan marshmallow ini jika mau, tetapi bila kalian memakannya setelah saya kembali ke sini, kalian akan mendapatkan sepotong lagi.”

Sekitar empat belas tahun kemudian, sewaktu anak-anak itu lulus sekolah lanjutan tingkat atas, anak-anak yang dahulu langsung memakan marshmallow cenderung tidak tahan menghadapi stress, mudah tersinggung dan lebih mudah berkelahi, sekaligus kurang tahan uji dalam mengejar cita-cita mereka dibandingkan dengan anak-anak yang mampu menahan diri sehingga mendapatkan dua potong. Lebih mengejutkan lagi, anak-anak yang mampu menahan diri dalam uji marshmallow, memperoleh nilai rata-ratanya 210 lebih tinggi (dari nilai tertinggi 1.600) dalam ujian masuk perguruan tinggi.

Ketika mereka tumbuh menjadi dewasa dan bekerja, perbedaan-perbedaan di antara mereka semakin mencolok. Di penghujung usia duapuluhan, mereka yang lulus uji marshmallow ketika kanak-kanak, tergolong orang yang sangat cerdas, berminat tinggi, dan lebih mampu berkonsentrasi. Mereka lebih mampu mengembangkan hubungan yang tulus dan akrab dengan orang lain, lebih handal, lebih bertanggungjawab, dan memiliki kendali diri yang lebih baik saat menghadapi frustrasi. Kondisi sebaliknya dialami mereka yang tidak lulus uji marshmallow. Kemampuan kognitif dan kecakapan emosi mereka jauh lebih rendah dibandingkan kelompok yang tahan uji marshmallow.

Uji marshmallow membuktikan pentingnya ibadah puasa yang diperintahkan oleh Tuhan melalui Nabi Muhammad saw., kurang lebih seribu empat ratus tahun yang lalu, ketika ilmu psikologi dan penelitian ilmiah sama sekali belum dikenal. Ini adalah mukjizat Rasulullah yang kini terbukti kebenarannya secara ilmiah, yaitu meningkatkan kecakapan emosi dan spiritual.

by: Ary Ginanjar Agustian

ESQ model

Koreksi ESQ model..

Konsep ESQ yang digagas oleh Ary Ginanjar Agustian, telah melahirkan fenomena tersendiri di permulaan milenium ketiga-suatu era yang dipercaya oleh banyak kalangan sebagai era kebangkitan spiritualisme. Seolah menjadi oase bagi umat manusia-khususnya kalangan intelektual, eksekutif, dan entrepreneur-yang selama ini sudah merasa jenuh dengan dunia logika dan pola pikir materialisme, sementara batin dan jiwa mereka merasa kering, mencari-cari Tuhan; mencari-cari makna damai dan bahagia yang sesungguhnya (spiritual patologis).

Konsep yang mampu menghubungkan antara dimensi logika, dimensi emosional, dan dimensi spiritual serta bagaimana mensinergikan ketiganya tsb telah menjadi antitesis, bahkan mungkin sintesis, bagi teori-teori psikologi sebelumnya, seperti yang digagas oleh Sigmund Freud, Dale Carnegie, Pavlov, Stephen Covey, dsb. Tak heran jika training ESQ diminati oleh berbagai kalangan. Buku ESQ & ESQ Power pun menjadi best seller.
Beberapa waktu yang lalu, The Oxford Academy di Inggris pernah mengundang Ary Ginanjar untuk mempresentasikan konsep ESQ-nya di depan para spiritualis dan akademisi, yang umumnya bergelar doktor dan profesor dari berbagai universitas dari Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Denmark, Australia, Slovenia, India, Afrika Selatan termasuk Tibet.
Dalam ESQ Model, digambarkan bahwa urutan 6 Prinsip yang mengacu pada Rukun Iman adalah sbb:

1. Star Principle (Iman kepada Allah)
2. Angel Principle (Iman kepada Para Malaikat)
3. Leadership Principle (Iman kepada Para Rasul)
4. Learning Principle (Iman kepada Kitab-kitab)
5. Vision Principle (Iman kepada Hari Akhir)
6. Well Organized Principle (Iman kepada Takdir)

Sedangkan urutan 5 Prinsip yang mengacu pada Rukun Islam adalah sbb:

1. Mission Statement (Membaca Syahadat)
2. Characteristic Building (Mendirikan Sholat)
3. Self Controlling (Menunaikan Puasa)
4. Strategic Collaboration (Menunaikan Zakat)
5. Total Action (Menunaikan Ibadah Haji)

ini modelnya:


Jika kita mengacu pada Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim (kisah Malaikat Jibril yang bertanya kepada Nabi SAW tentang definisi Iman, Islam, dan Ihsan), urutan dari Rukun Iman & Rukun Islam adalah sbb:

Rukun Iman:

1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Para Malaikat
3. Iman kepada Kitab-kitab
4. Iman kepada Para Rasul
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Takdir.

Rukun Islam:

1. Membaca Syahadat
2. Mendirikan Sholat
3. Menunaikan Zakat
4. Menunaikan Ibadah Puasa
5. Menunaikan Ibadah Haji.

Terdapat perbedaan urutan dalam ESQ Model dengan urutan Rukun Iman & Rukun Islam dalam hadits Nabi. Berbeda urutan akan mengakibatkan perbedaan konsep & implementasi yang sangat fundamental.
-----------------------------------
Kesempurnaan hanya milik Allah.
Salah satu sikap mental yang menyebabkan bangsa kita sulit bangkit dari keterpurukan adalah mencari-cari kesalahan pihak lain (bukannya mawas diri) dan menyatakannya tanpa argumentasi dan bukti, sehingga tidak bertanggungjawab dan jadi fitnah.

Prinsip utama yang ditegakkan dalam “The ESQ Way 165″ adalah TUJUH NILAI DASAR: Jujur, Tanggungjawab, Visioner, Disiplin, Karjasama, Adil dan Peduli. Kerangka moral/spiritualnya adalah: (1) SATU HATI: Ihsan perbuatanku (yakin Tuhan melihat setiap langkahku). (6) ENAM PRINSIP: Allah tujuanku, Malaikat mencatat perbuatanku, Nabi dan Rasul teladanku, Kitab Suci pedomanku, Hari Kemudian cita-citaku, Ikhlas sikapku. (5) LIMA LANGKAH: Pengabdian kepada Allah syahadatku, Solat karakterku, Puasa bentengku, Zakat keluarkan potensiku, Haji derap langkahku. Landasan/Tujuan spiritualnya adalah: mencapai Asmaul Husna (99 Nama/Sifat Allah). Dalam format Islam, The ESQ Way 165″ adalah: 1 Ihsan, 6 (Rukun) Iman, 5 (Rukun) Islam.

Kesemua nilai itu hanya akan masuk ke dalam jiwa, hati, pikiran, dan menimbulkan pencerahan melalui metode training ESQ yang luarbiasa. Untuk mencapainya, diperlukan kejernihan hati/pikirian, melalui ZMP (Zero Mind Process: hindari prasangka buruk, berpinsiplah selalu kepada Allah Yang Maha Suci, Bebaskan diri dari segala belenggu pikiran, dengar suara hati/ berprinsip “karena Allah”, perhatikan semua sudut pandang, periksa pikiran Anda terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu, ingatlah bahwa semua ilmu pengetahuan bersumber dari Allah)

“Perintah” terakhir kepada para peserta training adalah: TOTAL ACTION! Berbuat sekarang juga! Sukseskan karier duniamu, kamu harus jadi kaya melalui jalan yang diridoi Allah, dan segeralah berbagi, bantulah saudara dan lingkunganmu dengan dan demi kebaikan — maka, insya Allah, surga menantimu...
-------------------------------------

nah yg udh ikutan ESQ di IG..sapa aj ya??
yg w tau seh cma si trackz..ad lg g

maap kalo ini tread ad yg g suka...hehehe

Kamis, 17 September 2009

Syair dan Ucapan Selamat Idul Fitri

Berikut kalimat-kalimat ucapan yang bisa disampaikan pada hari kita berbuka kembali setelah sebulan penuh berpuasa, hari raya Idul Fitri. Semoga bermanfaat :

1. Selamat Hari Raya Idul Fitri,
Semoga kita dapat menemukan jati diri
Memperoleh ampunan dan ridho Illahi
Dan kelak mendapat kenikmatan surgawi

2. Bila kata merangkai dusta…
Bila tingkah menoreh luka…
Bila hati penuh prasangka…
Mohon pintu maaf dibuka…

3. Waktu mengalir bagaikan air
Ramadhan suci akan berakhir
Tuk salah yg pernah ada
Tuk khilaf berbuah lara
Tuk dusta yg sempat terucap
Pintu maaf selalu kuharap

4. Satukan tangan, satukan hati
Itulah indahnya silaturahmi
Di hari kemenangan kita padukan
Keikhlasan untuk saling memaafkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri

5. Terselip khilaf dalam candaku,
Tergores luka dalam tawaku,
Terbelit pilu dalam tingkahku,
Tersinggung rasa dalam bicaraku.
Hari kemenangan telah tiba,
Semoga diampuni salah dan dosa.
Mari bersama bersihkan diri,
sucikan hati di hari Fitri.

6. Tiada gembira yang menggelora,
tiada senang yang mengangkasa,
selain kembali pada fitrah dan ampunan-Nya.
Selama Berhari Raya!

7. Tangan diulur maaf dipinta,
Erat hubungan sesama kita,
Semoga senang dan gembira,
di Hari Raya yang mulia.

8. Satu Syawal menjelang tiba,
Takbir bergema mengetarkan jiwa,
Sekiranya ada salah dan dosa,
Ampun dipinta dihari mulia.
9. Andai jemari tak sempat berjabat,
Jika raga tak bisa bersua,
Untuk kata membekas luka,
Semoga pintu maaf masih terbuka.

10. Menyambung kasih, merajut cinta,
beralas ikhlas, beratap doa.
Semasa hidup bersimbah khilaf,
berharap diri dibasuh maaf.

11. Melati semerbak harum mewangi,
Sebagai penghias di Hari Fitri,
Pesan ini pengganti diri,
Ulurkan tangan silaturahmi.
Selamat Idul Fitri

12. Duduk termenung di atas dipan
Dipan terbuat dari kayu jati
Senang diri bisa bermaafan
Leganya sampai ke lubuk hati

13. Maaf, aku tidak pandai berpuisi
Jadi langsung saja ke yang inti
dengan tulus dan ikhlas dari sanubari
Saya mengucapkan selamat Idul Fitri

14. Beli es di warung bu Rima.
Taruh di piring santap bersama.
SMS sudah saya terima,
teriring pula maksud yang sama.
Minal ‘Aidin wal Faizin..
Mohon maaf lahir batin..

15. Tari zapin rentak Melayu
Rentak langkah hitung delapan
Hari Raya di ambang pintu
Silap salah mohon dimaafkan

16. Sahur hanya tinggal kenangan,
berganti takbir fitri menjelang.
Aku datang ulurkan tangan,
memohon maaf semua kesalahan.

17. Sepuluh jari tersusun rapi,
membawa harum bunga melati.
Niatku ini setulus hati,
memohon maaf di hari Fitri.

18. Bulan Ramadhan telah berlalu
Hari Kemenangan telah datang
Mari bersihkan jiwa dan qalbu
Dari dosa yang bergelimang

19. Ramadhan membasuh hati yang berjelaga
Saatnya meraih rahmat dan ampunan-Nya
Untuk lisan dan sikap yang tak terjaga
Mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.

20. Faith makes all things possible.
Hope makes all things work.
Love makes all things beautiful.
May you have all of the three.
Happy Iedul Fitri
terjemahan secara bebas adalah:
Keimanan membuat segalanya mungkin
Harapan membuat segalanya berjalan
Cinta membuat segalanya indah
Semoga engkau memiliki ketiganya
Selamat Idul Fitri

21. I met Iman, Taqwa, Patience, Peace, Joy, Love, Health & Wealth today.
They need a permanent place to stay.
I gave them your address.
Hope they arrived safely to celebrate Idul Fitri with you.
May Allah bless you and your family.
Artinya demikian:
Aku bertemu Iman, Taqwa, Sabar, Damai, Gembira, Cinta, Kaya, dan Sehat hari ini. Mereka memerlukan tempat tinggal yang tetap. Aku berikan alamat rumahmu. Semoga mereka sampai dengan selamat untuk merayakan Idul Fitri bersamamu.
Semoga Allah memberkahimu dan keluargamu.

22. Let’s write all the mistakes down in the sand
And let the wind of forgiveness erase it away
Happy Idul Fitri!
Dalam bahasa indonesia:
Mari kita tulis semua dosa dan kesalahan di pasir. Dan biarkan hembusan angin kemaafan menghapusnya. Selamat Idul Fitri!

23. Di saat berkilau embun pagi
Dan merekah sinar mentari
Satu kupinta kepada ilaahi
Semoga jiwa kembali suci
Selamat Hari Raya Idul Fitri

24. Ketika ramadhan telah lepas
Tiada dzikir yang lebih pantas
Selain takbir bagi pemilik ‘Arsy.
Ketika takbir telah bergema
Tiada yang lebih bermakna
Selain pintu maaf yang dibuka.
Selamat lebaran, semoga diterima amalan,
yang ikhlas dilakukan, selama Ramadhan.

25. Ambilah kepompong tamsil puasa
bermula rakus ulat yang hina
berakhir kupu-kupu indah mulia
Selamat lebaran, selamat berhari raya
semoga kembali kita, ke fitrah semula

26. Kala ramadhan telah pergi
Takbir berkumandang di hari fitri
Lapar dahaga yang kita lalui
Semoga berbalas pahala ilahi
Dengan tangkupan sepuluh jemari
Kumohon maaf setulus hati

27. Gema takbir di hari raya
Bolehlah buat kita gembira
Namun berlalu bulan puasa
Pergilah 1000 bulan pahala
Selamat lebaran
Semoga Allah mengijinkan
Bertemu Ramadhan tahun depan

Senin, 14 September 2009

Di jalan setapak

Di jalan setapak
Fragmen cahaya membintik rapuh
Di hitam malam beku
Pusaran angin bersiul riuh
Mengirisku retak

Jembatan yang tadi kujejak
Menguap sudah

Aku
Dalam ngerinya hampa
Dalam dinginnya gelap
Meraba-raba
Ikuti gaung-gaung takdir

Sambil terus bertanya
Di mana 'kan ku berakhir?

..

Akhir?
Adakah?

Rabu, 09 September 2009

Menangis Karena Takut Pada Allah Subhannahu wa Ta'ala

Menangis adalah karunia Allah Subhannahu wa Ta'ala yang sangat besar yang diberikan kepada manusia. Setiap orang yang menangis tentu memiliki alasan-alasan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Bisa jadi seseorang menangis karena takut pada sesuatu, karena bahagia, karena terharu, bisa jadi juga seseorang menangis karena iba, karena menderita, karena kehilangan sesuatu, kematian, musibah dan sebagainya.

Namun ada satu tangisan yang sangat disenangi dan dipuji oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala , yaitu seseorang yang mengingat Allah Subhannahu wa Ta'ala lalu air matanya bercucuran karena merasa takut kepada-Nya. Dan sungguh luar biasa keutamaan yang akan diberikan Allah Subhannahu wa Ta'ala kepada orang yang bisa mencucurkan air mata karena takut pada-Nya.

Keutamaan Menangis karena Takut kepada Allah Ta'ala.

Menangis karena takut kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala memiliki kedudukkan yang sangat tinggi dan mulia di sisi Allah, sebagaimana ditegaskan dalam nash-nash Al-Qur'an maupun Hadits-hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , diantaranya:


Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala , artinya,
"Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan kekhusyuan mereka bertambah". (QS. 17:109)



Firman-Nya yang lain,artinya,
"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabbnya Yang tidak tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar" (QS. 67:12)



Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah; …(dan disebutkan diantaranya) seseorang yang berzikir (ingat) kepada Allah dalam kesendiriannya kemudian air matanya mengalir" ( HR. al-Bukhari, Muslim dan lain-lainya )



Rasulullah bersabda, artinya,
"Tidak akan masuk ke dalam api neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu ibu (yang sudah diminum oleh anaknya) kembali ke tempat asalnya" ( HR.at-Tirmidzi )



Sabda Rasulullah , artinya,"Barangsiapa yang mengingat Allah kemudian dia menangis sehingga air matanya mengalir jatuh ke bumi niscaya dia tidak akan diazab pada hari kiamat kelak" (HR. Al-Hakim dan dia berkata sanadnya shahih)



Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Semua mata pada hari Kiamat nanti akan menangis kecuali (ada beberapa mata yang tidak menangis) (pertama) mata yang dijaga dari hal-hal yang diharamkan Allah, (ke dua) mata yang digunakan untuk berjaga-jaga (pada malam hari) di jalan Allah, (ke tiga) mata yang darinya keluar sesuatu (menangis) walau (air mata yang keluar) hanya sekecil kepala seekor lalat karena takut pada Allah" ( HR.Ashbahâni )



Dari Ibnu Mas'ud Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Setiap mukmin yang meneteskan air mata karena takut kepada Allah walau hanya sekecil kepala seekor lalat, lalu air matanya itu membasahi pipinya niscaya Allah haramkan neraka untuk menyentuhnya" (HR.Ibnu Majah, al-Baihaqi dan Ashbahâni )



Dari al-Abbâs Bin Abdul Muthallib Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Dua jenis mata yang tidak tersentuh api neraka, (pertama) mata yang menangis (ditengah kesendirian) dimalam hari karena takut pada Allah Subhannahu wa Ta'ala , dan (kedua) mata yang digunakan untuk berjaga-jaga (pada malam hari) di jalan Allah." (HR. At-Thabrani)



Dari Zaid Bin Arqom Radhiallaahu anhu , dia berkata, "Seseorang bertanya kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , “Ya Rasulullah dengan apa aku membentengi diri dari api neraka? Rasulullah menjawab, “Dengan air matamu, karena mata yang menangis karena takut pada Allah niscaya neraka tidak akan menyentuhnya selama-lamanya" ( HR. Ibnu Abi Dunya dan Ashbahâny )

Kiat-kiat yang Mengantarkan Kita untuk Bisa Menangis.:

Memperbanyak membaca al-Qur'an dengan memahami maknanya, terutama ayat-ayat yang kita baca di dalam shalat, kemudian berusaha untuk merenungi dan meresapi maknanya ke dalam hati. Di samping itu pilih waktu, suasana dan tempat yang tepat, seperti tengah malam, ketika shalat tahajjud dan sebagainya.
Jika hal ini bisa kita perhatikan, insya Allah akan membawa pengaruh yang berarti dalam kehidupan kita, sehingga kita akan mudah tersentuh dan menangis ketika membaca al-Qur'an, atau ketika sedang shalat.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Syukhair Radhiallaahu anhu dia berkata, "Aku mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang sedang shalat, dan (aku mendengar) dari rongga dadanya ada gemuruh seperti gemuruh air mendidih dari periuk yang ada di atas tungku berapi, (disebabkan) karena tangisan beliau" (HR.Abu Daud dan at-Tirmidzi )

Demikian juga Abu Bakar As-Shiddîq Radhiallaahu anhu, beliau sangat mudah tersentuh dengan bacaan Al-Qur'an dan selalu menangis tatkala melantunkan bacaan al-Qur'an.
Juga Umar bin Khattab Radhiallaahu anhu apabila menjadi imam shalat Isya dan Subuh, beliau sering membaca surat Yusuf, dan setiap kali membaca surat ini maka beliau menangis dan suara tangisannya terdengar hingga shaf yang paling belakang, dan karena seringnya beliau menangis sehingga ada bekas menghitam di kedua pipinya.



Mengenali Nama-Nama Allah yang Maha Tinggi dan Sifat-Sifat-Nya yang Agung sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Juga berusaha untuk merenungi kebesaran, keagungan, ketinggian dan kesempurnaan Allah melalui keindahan dan keunikan ciptaanNya, disertai dengan introspeksi atas kelemahan diri kita sebagai hambaNya.



Menghadiri majlis-majlis ilmu, mendengarkan nasehat-nasehat para ulama yang bisa menyentuh batin kita, sehingga membuat kita menangis. Shalatlah berjamaah di belakang imam yang mudah menangis ketika melantunkan ayat-ayat suci al-Qur'an, simaklah kaset-kaset ceramah yang berisi nasehat-nasehat terutama mengenai tazkiyatun nafs, bacaan-bacaan murattal yang isinya penuh dengan kekhusyu'an dan tangisan. Suasana seperti itu bisa menyentuh dan mempengaruhi diri kita.



Mengingat kematian kita. Bagaimana kita akan meregang nyawa mengadapi sakaratul maut dan kita ingatlah ajal kita yang semakin dekat ke ambang pintu kematian. Perhatikan bagaimana keadaan orang-orang yang sedang sakaratul maut, baik yang tampak padanya tanda-tanda khusnul khatimah ataupun sû`ul khatimah. Lalu renungkan kejadian-kejadian itu secara mendalam. Kemudian kita bayangkan jika kejadian-kejadian yang mengerikan itu menimpa diri kita sendiri, dengan tubuh yang semakin lemah, semakin dingin dan semakin tidak berdaya menghadapi kematian, dengan nafas yang tersengal-sengal meregang nyawa yang mau keluar. Tubuh kita menggigil menahan sakitnya sakaratul maut, lalu malaikat maut menarik nyawa dari tubuh kita yang sudah kaku tak bergerak. Hanya diri kita sendiri yang merasakan sakitnya sakaratul maut. Tak seorang pun bisa membantu untuk meringankan betapa sakitnya sakaratul maut, dan tak seorangpun bisa berbuat tatkala nyawa kita dipegang oleh Malaikat Maut.

Setelah nyawa kita berpisah dengan jasad, berarti kita sudah meninggalkan dunia yang fana ini untuk selama-lamanya, maka orang-orang yang ada di sekeliling kita menangis sambil meneteskan air mata menyaksikan tubuh kita yang sudah tidak bernyawa. Lalu tubuh kita dimandikan, dikafani, lalu dishalatkan dan dikuburkan. Anak, istri, keluarga, kerabat dan teman kita mengantarkan jasad kita ke kuburan. Lalu setelah itu mereka meninggalkan kita sendirian di dalam kubur dengan pemandangan yang mengerikan, dan kita tidak tahu apakah kuburan kita itu menjadi taman surga atau justru lorong menuju ke neraka? Di tengah pekatnya kegelapan alam kubur yang menakutkan itu, tiada seorang pun yang menemani kita. Tiada seorang pun yang bisa menolong kita. Tiada seorang pun yang bisa memberi bantuan pada kita selain amalan yang merupakan bekal yang telah kita persiapkan semasa hidup. Kita hanya berharap agar semua amal ibadah yang sempat kita lakukan semasa hidup di dunia diterima Allah, karena sangat banyak amalan manusia yang tidak mendapat ridha Allah Subhannahu wa Ta'ala . Banyaknya amalan ibadah yang dilakukan oleh seseorang belum menjadi jaminan untuk terbebasnya dia dari azab kubur kecuali apabila Allah berkenan menerimannya.



Mengingat dan membayang kan kedahsyatan hari Kiamat. Pada hari itu terdengar tiupan pertama terompet malikat Israfil yang sangat dahsyat, sehingga menggelegarkan alam jagat raya ini dan seluruh isinya. Semua makhluk dicekam ketakutan. Semua manusia dalam kebingungan, panik, dan sangat takut. Mereka semua seperti orang yang sedang mabuk. Semua lari tapi entah ke mana tujuannya. Pada hari itu seorang ibu yang sedang menyusui anaknya tidak peduli lagi dengan anak yang sedang dia susui. Seorang bapak tidak bisa berbuat apa pun untuk menolong anak dan istrinya. Semua hanya mengurusi diri sendiri tapi tidak ada yang bisa diperbuat. Semuanya dicekam ketakutan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Lalu terdengar lagi suara tiupan terompet malikat Israfil untuk yang ke dua kali. Semua makhluk semakin histeris lalu semuanya musnah. Bumi, gunung, bangunan dan apa saja yang ada semuanya hancur. Semuanya mati dan tiada satupun makluk yang selamat dan lolos dari kehancuran alam semesta ini.



Mengingat Murka Allah kepada umat-umat terdahulu, seperti umat nabi Luth alaihissalam. Mereka dibinasakan dengan hujan batu, lalu bumi mereka dibalikkan oleh Allah Ta'alakarena mereka bergelimang dengan dosa liwath (gay/ homoseksual). Dan masih banyak lagi umat-umat terdahulu yang dihancurkan Allah Ta'ala karena kedurhakaan mereka kepada-Nya.



Ingatlah Kondisi Ummat Islam di masa lalu yang penuh dengan kejayaan dan kemuliaan, lalu bandingkan dengan kondisi kita saat ini yang begitu lemah dan dihinakan.



Memperbanyak Do'a agar Allah Ta'ala menganugerahkan karunia-Nya kepada kita agar bisa menangis karena takut padaNya. Hendaklah kita selalu bermunajat pada-Nya dan sungguh-sungguh dalam berdo'a agar kita dijauhkan dari hati yang tidak khusyu' dan mata yang tidak bisa menangis.



Jangan Meremehkan Dosa, karena dosa sekecil apa pun akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Ibnu Mas'ud ra berkata, “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosa-dosanya seakan-akan dia berada di bawah sebuah gunung dan dia khawatir kalau gunung itu ditimpakan kepadanya. Sedangkan seorang fasik melihat dosa-dosanya seperti dia melihat seekor lalat yang bertengger di hidungnya.


Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita termasuk hambaNya yang senantiasa menangis karena takut padaNya

Senin, 07 September 2009

Pesan Cinta dari Aisyatulhumaira ...

Wahai Hawa….
Kenapa..
engkau tak menghargai nikmat Iman dan Islam itu ?
Kenapa..
mesti engkau kaku dalam mentaati ajaran-Nya ?
kenapa..
masih segan mengamalkan isi kandungan-nya ?
dan kenapa..
masih was-was dalam mematuhi perintah-Nya ?


Wahai Hawa….

Sadarlah..
Tangan yang mengoncang buaian..
boleh mengoncang dunia,
kau boleh mengoncang dunia
dengan melahirkan manusia yang hebat!!
yakni yang Shaleh dan Shalehah,
kau boleh menggegar dunia
dengan menjadi isteri yang taat
serta memberi dorongan dan
sokongan pada suami yang sejati
dalam menegakkan Islam di mata dunia.


Tapi hawa..
Jangan sesekali kau cuba menggoncang keimanan
lelaki dengan lembut tuturmu, dengan ayu wajahmu,
dengan lengguk tubuhmu.
Jangan kau menghentak-hentak kakimu untuk
menyatakan kehadiranmu.

Jangan Hawa …
Jangan sesekali cuba menarik perhatian kaum Adam yang bukan
Suamimu..kerana aku khuatir ia mengundang
kemurkaan dan kebencian ALLAH.

BAHAYA! Ia bisa memberi kegembiraan pada syaitan..
kerana wanita ialah jala syaitan,
Alat yang di eksploitasikan oleh syaitan dalam menyesatkan kaum Adam.

Hawa,
Andai engkau masih remaja..
Jadilah anak yang Shalehah Buat kedua ibu bapamu,
Andai engkau sudah bersuami..
Jadilah isteri yang meringankan beban suamimu,
Andai engkau seorang ibu..
Didiklah anakmu sehingga ia tak gentar memperjuangkan Ad-din ALLAH.

Hawa,
Andai engkau belum menikah,
Jangan kau risau akan jodohmu,
ingatlah hawa janji Rabb kita,
wanita yang baik adalah untuk
lelaki yang baik.
Jangan menggadaikan maruahmu..
hanya semata-mata kerana seorang lelaki,
jangan memakai pakaian yang menampakkan lekuk tubuhmu
hanya untuk menarik perhatian dan memikat kaum lelaki,
kerana kau bukan memancing hatinya..
tapi merangsang nafsunya.

Wahai Hawa…
Jangan sesekali dikau mulakan pertemuan dengan lelaki yang bukan muhrim kerana aku kuatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam, dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuaan... takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.

Hawa …
Lelaki yang Baik tidak melihat paras rupa,
Lelaki yang Shaleh tidak memilih wanita melalui
keseksiannya,
Lelaki yang Wara’ tidak menilai wanita melalui
keayuaannya,
kemanjaannya serta kemampuannya
menggoncang iman mereka.

Tetapi hawa …
Lelaki yang Baik akan menilai wanita melalui akhlaknya,
peribadinya dan ad-dinnya...
Lelaki yang Shaleh tidak menginginkan
sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya kerana dia takut menberi kesempatan pada syaitan untuk mengodanya.


Lelaki yang Wara’ juga tak mahu bermain cinta sebabnya dia tahu apa matlamat dalam sebuah hubungan antara lelaki dan wanita yakni perkahwinan.

Oleh itu Hawa …
Jagalah pandanganmu,
Jagalah pakaianmu,
Jagalah akhlakmu,
Kuatkan pendirianmu...

Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu,
Cukuplah hanya cinta ALLAH menyinari dan
memenuhi jiwamu,
biarlah hanya cinta kedua ibu bapamu
yang memberi hangatan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar cinta adik beradik serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu.

Hawa …
Cintailah ALLAH..
Dikala susah dan senang kerana kau akan memperolehi cinta dari insan yang juga menyintai ALLAH.
Cintailah kedua ibu bapamu, kerana kau akan perolehi keridhaan ALLAH. TA”ALAA
Cintailah keluargamu.. kerana tiada cinta selain cinta keluarga.

Hawa …
Ingatanku yang terakhir, biarlah tangan yang menggoncang buaian ini dapat menggoncang dunia dalam menggapai keridhaan ILAHI.
Jangan sesekali.. tangan ini juga yang menggoncang keimanan kaum Adam, kerana aku sukar menerimanya dan aku benci mendengarnya.


***
Pesan Cinta dari Ukhti Aisyatulhumaira

Hasrat Muslimah

Aku ingin menjadi KHADIJAH
Menjalin agung sebuah cinta
Menafkahkan hartanya pada FISABILILLAH

Aku ingin sezuhud FATIMAH
Akur tanpa jelak setiap perintah

Aku mengagumi dan mahukan kejayaan
Gedung ilmu AISYAH

Aku ingin menyelami ketabahan SITI HAJAR
Mengedong puteranya yang masih merah
Dipadang pasir yang merekah

Bukannya wanita penggoda
Fitrah dari sejarah SITI ZULAIKHA

Pun jiwaku ingin sekudus RABIATUL ADAWIYAH
Tenggelam asyik dalam nikmat UBUDIYAH
Biar tersingkap segala hijab
Dua cinta takkan berpadu dalam satu hati

Lantas ku serah cinta suci ini pada satu perjuangan
Bagai cekalnya hati ZAINAB AL GHAZALI
Terluka tersiksa terhina terpenjara
Terkurung jasad dicelahan janji kaku
Teguh istiqamah menjunjung akidah dakwah
Demi Islam bukannya menyerah galang gantinya

Atau setidaknya aku impikan hidup semulia MARYAM JAMILAH
Berteman pena menongkah kepayahan
Ruh jihad perlu disemarakkan
Dan biarlah aku yang menyemarakkan obornya

Aduhai..meskipun aku hanyalah perawan
Yang jiwanya tak sekental ASMA
Belum teruji dengan deraian airmata ATIQAH
Tak mampu tersenyum bagai KHASA yang tabah..

Namun relalah aku…
Relalah aku menjadi sayap kiri perjuangan
Kan kuteguh menatang amanah ini
Mewarisi kegemilangannya
SRIKANDI UMMAH

Hanya kerana Islam merindui
Kemunculan peribadi mukminah
Muslimah mujahidah…
Yang rela mati dalam keunggulan iman
Terpanggang gagah bagai harumya pusara MASYITAH…
Jika Islam itu kan kudaulatkan…

101 alasan mengapa wanita harus berjilbab

1. Menjalankan syi’ar Islam.
2. Berniat untuk ibadah.
3. Menutup aurat terhadap yang bukan muhrim.
4. Karena saya ingin ta’at kepada Allah yang telah menciptakan saya, menyempurnakan kejadian, memberi rizki, melindungi, dan menolong saya.
5. Karena saya ingin ta’at kepada Rasul-Nya, pembimbing ummat dengan risalah beliau
6. Untuk memperoleh Ridho Allah (InsyaAllah).
7. Merupakan wujud tanda bersyukur atas nikmat-Nya yang tiada putus.
8. Seluruh ulama sepakat bahwa hukum mengenakan jilbab itu wajib.
9. Agar kaum wanita menutup auratnya.
10. Bukan karena gaya-gayaan.
11. Bukan karena mengikut trend.
12. Bukan karena berlagak sok suci.
13. Lebih baik sok suci dari pada sok zholim ^_^ .
14. Tidak sekadar bermaksud agar berbeda dari yang lain.
15. Meninggikan derajat wanita dari belenggu kehinaan
yang hanya menjadi objek nafsu semata.
16. Jilbab cocok untuk semua wanita yang mau menjaga
dirinya dari objek nafsu semata.
17. Saya ingin menjadi wanita solihah.
18. Saya tengah berusaha mencapai derajat teqwa.
19. Jilbab adalah pakaian taqwa.
20. Jilbab adalah identitas wanita muslimah.
21. Diawali dengan mengenakan jilbab, saya ingin menapak jalan ke surga.
22. Menjauhkan diri dari azab panasnya api neraka di hari kemudian.
23. Istri-istri Rasulullah berbusana muslimah.
24. Para sahabiah (sahabat Rasulullah yang wanita) juga berbusana muslimah.
25. Mereka merupakan panutan seluruh muslimah, begitu juga saya.
26. Semoga Allah memberikan kepada kita balasan jannah yang sama seperti mereka.
27. Untuk meninggikan izzah Islam.
28. Untuk meninggikan izzah (kemuliaan) diri sebagai wanita (muslimah).
29. Jilbab lebih melindungi diri.
30. Membuat saya lebih merasa aman.
31. Menjaga diri dari gangguan lelaki usil.
32. Menjaga diri dari obyek pandangan lelaki yang hanya ingin ‘cuci mata’.
33. Menjaga diri dari objek syahwat lelaki.
34. Menjaga diri dari mata lelaki yang jelalatan.
35. Menjaga diri dari tangan-tangan usil yang ingin menjamah.
36. Menghin dari zina mata dan zina hati.
37. Merupakan pencegahan dari perbuatan zina itu sendiri.
38. Jilbab dapat menghindari saya dari sikap-sikap yang negatif.
39. Jilbab dapat menghapus keinginan-keinginan yang menyimpang.
40. Membuat saya lebih bersahaja.
41. Membuat saya lebih khusyu’.
42. Mejauhkan saya dari perbuatan dosa (insyaAllah).
43. Membuat saya malu bila berbuat dosa.
44. Mendekatkan saya pada Allah.
45. Mendekatkan saya pada Rasulullah.
46. Mendekatkan saya pada nabi-nabi-Nya.
47. Mendekatkan saya pada sesama muslim.
48. Mendekatkan saya pada ajaran Islam.
49. Membuat saya tetap ingin belajar tentang Islam.
50. Membuat saya selalu merasa haus akan ajaran Islam.
51. Membuat saya tetap ingin menjalankan ajaran Islam.
52. Ajaran Islam berlaku sepanjang masa, tidak ada yang kuno.
53. Berjilbab bukan sesuatu yang kuno.
54. Mengatakan berjilbab itu kuno berarti telah menggugat otoritas Allah.
55. Allah Yang Maha Mengetahui lebih tahu apa yang terbaik bagi ummat-Nya.
56. Berjilbab, berarti menandakan kemajuan penerapan ajaran Islam di masa kini.
57. Merupakan satu barometer telah terbentuknya suatu lingkungan yang Islami.
58. Membedakan diri dari penganut agama lain.
59. Memudahkan dalam pengidentifikasian sesama saudari seiman.
60. Memperkuat tali silaturahmi dan ukuwah sesama muslimah.
61. Menghilangkan keraguan saya bila ingin menyapa saudari muslimah.
62. Memudahkan menanamkan rasa sayang-menyayangi sesama saudara/saudari seiman.
63. Membuat saya lebih terlihat anggun.
64. Membuat saya terlihat menyenangkan.
65. Membuat saya lebih terlihat wanita.
66. Tidak terlihat seperti laki-laki.
67. Membuat saya selalu berada dalam lingkungan yang Islami.
68. Jilbab menjaga saya dari pergaulan yang salah.
69. Memudahkan saya, dengan ijin Allah, mengenal lelaki yang salih.
70. Wanita yang baik (salihah) dengan lelaki yang baik (salih) pula.
71. Mudah-mudahan saya diberi jodoh lelaki yang salih.
72. Jodoh merupakan urusan Allah.
73. Dengan keta’atan pada Allah, Allah akan memberikan kemudahan-Nya.
74. Memudahkan saya dalam beraktifitas..
75. Membuat lebih mudah bergerak.
76. Jilbab menjagaku sehingga tidak terlihat lekuk-lekuk tubuh
77. Sangat repot bila memakai pakaian wanita seperti trend saat ini (yang ketat).
78. Saya tidak suka memakai celana jeans.
79. Celana jeans yang ketat dapat menyebabkan kanker rahim karena suhu di sekitar rahim tidak beraturan.
80. Menghemat waktu dalam berpakaian.
81. Menghemat waktu dalam berhias.
82. Tidak perlu repot-repot selalu berusaha mengikuti trend mode yang berkembang.
83. Menghemat biaya untuk membeli pakaian yang sedang trend.
84. Menghemat biaya untuk membeli make up.
85. Melindungi kulit wajah dari make up yang dapat merusak kulit.
86. Melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.
87. Meminimalkan penyakit kanker kulit.
88. Sengatan matahari dapat mengurangi kelembaban kulit sehingga kulit jadi kering.
89. Meminimalkan munculnya bintik-bintik hitam pada permukaan kulit akibat perubahan pigmen di usia tertenu.
90. Melindungi rambut dari debu-debu yang berterbangan.
91. Debu-debu itu dapat mengotori rambut dan menyebabkan rambut mudah rontok yang berakibat kebotakan.
92. Menuntun saya untuk hidup lebih sederhana.
93. Menghindari hidup yang konsumtif.
94. Membuat diri tidak silau dengan kemegahan dunia dan segala perhiasannya.
95. Membuat saya lebih memikirkan hal lain selain mode dan perhiasan.
96. Menempatkan wanita menjadi subjek dalam proses pembangunan ummat.
97. Lebih mudah dalam menabung.
98. Memiliki kesempatan untuk melakukan ibadah haji.
99. Memiliki kesempatan lebih banyak untuk berinfaq dan sedekah.
100. Itu berarti lebih banyak beramal untuk bekal di hari kemudian.
101. Membuat saya merasa menjadi wanita seutuhnya.

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu dalam lindunganNya...^_^

Kisah Masuk Islamnya Seorang Dokter Amerika Karena Satu Ayat Al-Qur’an

Beberapa tahun yang lalu, seorang teman bercerita kepadaku tentang kisah masuknya seorang dokter Amerika ke dalam Islam. Dari apa yang kuingat dari kisah yang indah ini adalah : Kisah ini terjadi pada salah satu rumah sakit di Amerika Serikat.

Di rumah sakit tersebut, seorang dokter muslim bekerja dengan keilmuan yang sangat baik, sehingga memberi pengaruh besar untuk mengenal beberapa dokter Amerika. Dan dia, dengan kemampuan tersebut mengundang decak kagum mereka. Diantara para dokter Amerika ini, dia mempunyai satu teman akrab yaitu orang yang memiliki kisah ini. Mereka berdua selalu bertemu dan keduanya bekerja pada bagian persalinan.

Pada suatu malam, di rumah sakit tersebut terjadi dua peristiwa persalinan secara bersamaan. Setelah kedua wanita itu melahirkan, dua bayi tersebut tercampur dan tidak ada yang mengetahui masing-masing pemilik kedua bayi yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu. Kerancuan ini terjadi disebabkan kecerobohan perawat yang seharusnya dia menulis nama ibu pada gelang yang diletakkan di tangan kedua bayi tersebut. Dan ketika kedua dokter tersebut tahu bahwa mereka berada dalam kebingungan; Siapakah ibu bayi laki-laki dan siapakah ibu bayi perempuan, maka dokter Amerika berkata kepada dokter Muslim,

”Engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur’an telah menjelaskan segala sesuatu dan engkau mengatakan bahwasanya Al-Qur’an itu mencakup semua permasalahan-permasalahan apapun. Maka tunjukkanlah kepadaku cara mengetahui siapa ibu dari masing-masing bayi ini..!!”

Dokter Muslim itupun menjawab,

”Ya, Al-Qur’an telah menerangkan segala sesuatu dan akan aku buktikan kepadamu tentang hal itu. Biarkan kami mendiagnosa ASI kedua ibu dan kami akan menemukan jalan keluar.”

Setelah nampak hasil diagnosa, dengan sangat percaya diri dokter muslim itu memberitahu temannya si dokter Amerika, siapakah ibu sebenarnya dari masing-masing bayi tersebut…!!!! Dokter Amerika itupun terheran-heran dan bertanya, ”Bagaimana kamu tahu?”

Dokter Muslim menajwab

”Sesungguhnya hasil yang nampak menunjukkan bahwasanya kadar banyaknya ASI pada payudara ibu si bayi laki-laki dua kali lipat kandungannya dibanding ibu si bayi perempuan. Perbandingan kadar garam dan vitamin pada ASI si ibu bayi laki-laki itu juga dua kali lipat dibanding ibu si bayi perempuan.”

Kemudian dokter muslim tersebut membacakan ayat Al-Qur’an yang dia jadikan dasar argumen dari jalan keluar itu,

”Bagi laki-laki seperti bagian dua perempuan.” (QS. An-Nisa:11)

Dan setelah mendengarkan dokter Amerika itu arti ayat tersebut, dia jadi bengong, dan dia menyatakan keislamannya secara spontan tanpa ragu-ragu. Subhanallah, Maha Suci Allah Robb semesta alam.



Diambil dari : Kolom Kisah Teladan, Majalah Qiblati |Vol.01/No.4/ Desember 2005 | Dzulqa’idah 1426 H.

Gadis Kecil Dalam Tenda

Gadis kecil itu sekarang sedang termangu di dalam tenda
Sebuah rumah dimana awan begitu dekat mendekap
Dari situ sesekali ia menatap laut
Ia tidak takut
Ia hanya berharap ada kabar dari ombak sahabat setianya
Tentang ibunya yang di jemput laut sore itu
Ia percaya laut bukan maut
Sebab itu, bersama teman-temannya senasib
Ia terus mengeja harapan, di tenda itu.
Sambil sesekali menatap laut!

Gadis kecil itu sekarang termangu didalam tenda

Jumat, 26 Juni 2009

sewaktu di madrasah

Kangen ayik, puput, citra, deni, imbron, nanda, dn smua temen madrasahq...
bnyak pengalaman lucu, menarik, menegangkan, menakutkan n menyenangkan bareng mereka...
tb2 ja ingt mrk, tb2 ja ingt swkt jlan d atas sbtang kayu d atas sungai, ingt wkt lari ktakutan saat lwt dpn rmh org gila, lari ktakutan klwr pagar rmh kosong tak brpenghuni wkt kaget tb2 kran air hidup sndri.. Ingt wkt smbunyi ruja'an dklz kosong smping klzq mpe2 ustadq ngira kmi sklz ga msk, igt wkt krudungq nyaris djatuhi mengkudu bsuk, igt wkt kmi jlan d ats tumpukn smpah yg bnr2 bau, hny utk nyari buah yg akhrx g qt mkan, igt wkt aq n tmn2 yg lain sll brfikr keras mcri jwbn utk mjwb tebakn ustad mansur agr bz pulg lbh cpt, igt wkt ngerjain ustad, igt wkt qt mæn petak umpet sat pljaran n lucux lg ustdhq jg ikutn mæn, igt wkt qt smua d bwt kaget olh crt2 ustad, igt jg wkt qt smua bralasn ign salat ashar tp ga tauny qt mlah maen dlwr sklh.. Aq jg msi ingt swkt smua ank kLz trmsuk aq mnaruh smpah d tmpt du2k ayik, ingt wkt aq jd kacung citra dgn nulisin ctatanx..hahahha.,
klo d igt2 smua it sngat lucu.. Pngen rasany kmbali..
Gmna y kbr mrk smua? Udh 5 taOn pisah..
Ap si Ayik msih jd yg pling dewasa d antra qt?
Ap si Citra msih se angkuh dulu?
Ap si Puput msih sllu ikutin kt2 citra?
Ap si Deni msih suka iseng?
Ap si Imbron msih jd penakut yg sok brani?
Ap si Nanda msih imut n baek kyk dlu?
dn, Ap Aan msh sdungu dlu?

Selasa, 23 Juni 2009

DAUN PUN JATUH TERELAKAN

Aku berlari secepat mungkin menghindari segerombolan perampok yang mengejarku. Melewati pasar-pasar dan jalan raya, berharap orang-orang mau menolongku. Aku masih terus berlari, tiba-tiba langkahku terhenti oleh sebuah tembok yang menghadangku. “Ya Allah, rupanya aku salah memasuki lorong” gumamku melihat tembok yang menjulang tinggi dihadapanku. Tanganku bergetar masih mendekap erat plastik hitam berisi uang yang pada bagian tengahnya terdapat bercak cat berwarna kuning. Uang itu yang sengaja diberikan paman pada aku untuk pengobatan ibuku yang saat ini dirawat dirumah sakit karena menderita kanker darah. Keringatku bercucuran. Aku begitu ketakutan, takut jika mereka merebut uang ini, takut jika ibuku tidak bisa segera diobati. Perampok itu terdiri dari enam orang, satu dari keenam perampok itu mendekat, perampok berkulit hitam pekat dan berbaju merah dengan celana jins bolong-bolong itu semakin mendekat. Pandangannya mengarah pada plastik hitam yang masih aku dekap erat. Langkahnya semakin mendekat dan kemudian, cess.. seketika uang itu telah berpindah tangan. Bukan lagi di tanganku ataupun di tangan perampok itu, tapi dikedua kaki burung cantik berwarna putih yang merampas dengan cepat dan membawanya terbang. Secara bersamaan aku dan perampok berbaju merah melihat kearah burung yang membawa terbang uangku maksudku uang yang aku pinjam dari paman. Aku bisa melihat keenam perampok itu ternganga, entah karena takjub atau karena mereka kehilangan rejeki bakal mereka dapat bersenang-senang. Dalam hati ingin rasanya tertawa melihat wajah dungu para perampok itu.
Tak lama kemudian segerombolan perampok itu pergi dengan tangan hampa. Aku bersyukur kepada Allah SWT karena mereka sama sekali tak menyentuhku, tapi sejujurnya aku sangat menyesali hilangnya uang itu. Jika tahu kejadiannya akan seperti ini aku tidak akan pernah datang meminta bantuan pada paman. Sehingga paman tak perlu mengorbankan kehidupan keluarganya sebab sebenarnya paman juga membutuhkan uang itu namun karena ingin membantu aku dan ibu, paman rela memberikan uangnya untuk pengobatan ibuku. Ingin rasanya aku menangis tapi kemudian aku urungkan, mengingat bahwa semua milik Allah dan akan kembali pada Allah. Aku berfikir dan tersenyum sesaat, kemudian bersyukur kepada Allah, karena uang itu tidak jatuh pada tangan perampok yang mungkin akan digunakan untuk bermaksiat. Mungkin Allah sengaja mengambil dari tanganku yang nyaris jatuh pada tangan perampok, untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkannya dari pada aku. Mungkin juga Allah mempunyai rencana lain untukku, wallahu a’lam. Yang pasti semua yang dikehendaki Allah adalah yang terbaik, aku mencoba meyakiniku.

@@@

Sejak hilangnya uangku, aku harus bekerja lebih keras lagi agar mampu mengumpulkan uang untuk operasi ibuku. Sepulang dari tempatku bekerja. Aku berjalan di tengah malam yang gelap. Saat itu aku benar-benar kelelahan setelah seharian bekerja untuk mengumpulkan uang agar ibuku dapat segera dioperasi. Tanpa sengaja aku bertabrakan dengan seorang anak laki-laki yang bisa diperkirakan anak itu brumur sembilan tahun. anak itu terjatuh saat bertabrakan denganku, dengan spontan aku membantunya berdiri. Aku bersihkan pakaiannya dengan tanganku yang kotor akibat terjatuh. Aku bisa melihat dari wajahnya, anak itu terlihat sangat ketakutan dan sedih.
“Maafin kakak ya? Karena sudah menabrakmu” ucapku dengan lembut yang saat itu berdiri dengan lututku untuk menyamai tinggi anak kecil itu.
“Gak apa-apa kok kak” kata anak kecil itu denagn senyum polosnya seolah menutupi ketakutannya.
“Nama adik siapa?”
“Nama saya Ardi kak”
“Kok malam-malam begini ada diluar rumah?”
“Aa…anu kak, saya lagi cari ibu saya”
“Loh, emangnya Ibu adik kemana?”
“Tadi saya terpisah dari Ibu saya kak, sekarang saya gak tau Ibu saya dimana”
“Rumah adik dimana?”
“Saya gak tau kak” ucap anak tersebut sambil meneteskan air mata.
“Ya udah, adik gak usah nangis!. Gini aja, karena sekarang udah larut malam mending adik ikut ke rumah kakak. Besok pagi baru kita cari Ibu adik. Gimana?”
Anak itu hanya menganggukkan kepalanya.
Aku membawanya ke rumahku. Dan seperti janijku, keesokan harinya aku membantu anak itu agar bisa bertemu dengan Ibunya. Aku membawa anak itu ke tempat saat dia terpisah dengan ibunya, karena mungkin Ibunya kembali ketempat itu untuk mencari anaknya.
Empat jam aku dan anak kecil itu berada disana mencari ibu anak itu, namun kami belum juga bertemu dengan Ibu Ardi. Aku melihat gurat keputusasaan di wajah anak itu.
“Ardi gak boleh sedih, Ardi juga gak boleh putus asa. Ardy harus tetap semangat!, insyaallah jika Ardi gak putus asa, Allah akan mempertemukan Ardi dengan Ibu Ardi. Ardi juga harus berdoa pada Allah” Ucapku panjang lebar mencoba menyemangatinya.
“Iya kak” ucapnya sambil meneteskan air mata.
Aku seka air matanya dengan jariku.
“Ardi, ayo kita cari Ibu Ardi di tempat lain!” kataku sambil berdiri dan memegang tangannya.
“Ayo kak” semangat Ardi mulai nampak kembali.
Saat aku hendak melangkah ketempat lain, aku mendengar sebuah teriakan memanggil nama Ardi. Aku melihat kearah teriakan itu berasal. Di sana aku melihat seorang wanita yang berlari mendekati kami, dengan air mata diwajahnya.
“Ibu!” teriak Ardi sambil berlari kearah wanita tersebut.
Dari tempatku berdiri aku bisa melihat seorang anak dan ibu yang saling menyayangi itu berpelukan. Dari yang aku lihat, aku bisa membaca kalau wanita tersebut sangat menyayangi anaknya. Aku teringat akan ibuku yang saat ini terbaring di rumah sakit. Tanpa terasa, air mataku menetes. Aku yang menyadarinya segera menghapus air mataku kemudian tersenyum membalas senyum Ardi dari kejauhan sana. Mereka, ibu dan anak berjalan menuju padaku.
“Terimakasih karena telah menjaga anak saya!” ucap ibu itu dengan senyumannya yang lembut.
“Saya hanya melakukan kewajiban saya” ucapku.
“Kak, terimakasih ya! berkat kakak saya bisa bertemu dengan Ibu” kata anak itu dengan polosnya.
“Bukan karena kakak, tapi ini semua karena Allah. Jadi Ardi harus berterimakasih pada Allah”
“Alhamdulillah ya Allah! Terimakasih banyak ya Allah berkat engkau aku bertemu kembali dengan ibuku” lagi-lagi anak itu berkata dengan polosnya.
Aku tersenyum melihat kepolosan anak itu.
“Ya sudah kita pulang yuk!” kata wanita tersebut pada anaknya.
“Da..da.. kak!” kata anak itu padaku.
“Assalamu’alaikum dan sekali lagi terimakasih banyak!” ucap wanita tersebut.
“Wa’alaikumsalam”
Mereka semakin menjauh dan kemudian tak terlihat lagi.
Aku berbalik arah dan pulang. Hari ini aku sangat senang sekali, Karena bisa membantu anak dan ibu tersebut. Sesampai dirumah aku segera salat dzuhur dan bermunajat pada Allah mensyukuri segala nikmatnya serta berdoa untuk kesembuhan ibuku.
@@@

Tiga bulan lamanya aku banting tulang siang malam, menguras tenaga dan keringatku. Bekerja untuk dapat mengumpulkan uang halal, agar ibuku dapat segera diobati. Sesekali pernah terbersit dalam hati untuk mendapatkan uang dengan cara yang haram, namun syukurlah aku selalu diingatkan dengan firman Allah SWT ‘itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong’ (surat Al-Baqarah ayat 86). Aku tak mungkin menukar kehidupan akhiratku dengan kehidupan dunia, jika aku tidak mendapatkan keberuntungan di dunia biarlah aku beruntung di akhirat nanti. Dua hari yang lalu ibuku telah tiada, beliau dipanggil Allah SWT. Sejujurnya aku belum bisa jika harus kehilangan ibuku, dia yang senantiasa merawatku. Yang senantiasa tetap tegar menjalani kehidupan bersamaku meski ayah telah tiada. Aku harus tegar menghadapi semua ini, meski kadang syetan selalu datang menggodaku untuk meninggalkan Tuhanku. Namun aku tetap mencoba meyakini bahwa Allah menyayangiku. Meski selalu saja yang aku rasa dalam hidup ini adalah kepahitan, aku di tinggal oleh adikku, kemudian ayahku dan dua hari yang lalu ibuku. Aku bersandar pada sebauah pohon di taman dekat rumahku. Aku hela nafas panjang melepas segala rasa lelah. Aku mengadu kepada-Nya, yang selalu menjadi tempatku bersandar saat duka menyelimuti hatiku. Aku tak tahu harus tertawa atau menangis menghadapi waktu yang terus berputar, aku begitu merindukan-Mu dan keluargaku.
Aku teringat akan kata-kata ayah untuk merelakan semuanya kepada Allah, karena hidup dan mati telah di atur oleh Allah. Tidak ada yang bisa mencegah ataupun mempercepat.
Satu hal yang selalu aku yakini dalam hati, bahwa dibalik sebuah duka terselip berjuta kebahagiaan. Keyakinan itulah yang selalu mampu membuat air mataku yang menetes menjadi sebuah senyum yang menebar sejuta keharuman bunga-bunga dalam hatiku. Meski seringkali duka yang aku rasa, tak pernah sekalipun aku mengingkari keberadaan Allah. Justru dengan duka yang datang aku semakin merasa dekat dengan-Nya.
Aku masih menyandar pada pohon itu, aku hirup aroma segar taman dan kemudian memejamkan mata sesaat, seraya hati berkata “jika esok kembali seperti sediakala maka akan ku hapus air mata yang menetes hari ini dan dihari kemarin”.
Aku teringat akan firman Allah dalam Al-Qur’an surat An’aam ayat 32 yang artinya ‘dan tiadalah kehidupan didunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidaklah kamu memahaminya?’.
“semoga Allah memberikan tempat terbaik bagiku dan keluargaku di akhirat nanti. Amin”.
@@@

Ketika aku membuka kembali mataku, aku melihat di depanku seekor burung putih yang begitu cantik terlihat akrab dengan seorang anak kecil yang begitu tampak diwajahnya cahaya kebahagiaan. Di belakang anak itu terlihat seorang kakek mengikuti, yang pada tangan kanannya menggenggam sebuah plastik hitam. Mereka berjalan menuju ke arah selatan.
Burung putih itu kemudian terbang dan bertengger pada batang pohon. Aku terus melihat kearah burung itu. Beberapa saat kemudian burung itu terbang mengepakkan sayapnya menjelajahi cakrawala. Di saat bersamaan daun pun jatuh terelakan dari batang pohon, tuk biarkan pohon kembali menghijau. Aku tersenyum merasakan begitu besar kuasa Allah. Jatuhnya daun itu memberi pelajaran yang sangat berarti untukku. Aku harus mampu merelakan semua ini, dan bangkit menjalani kehidupan dengan hati tegar untuk meraih kebahagiaan yang sesungguhnya.
Aku pun mulai bangkit, menjalani hari-hari dengan penuh semangat. Aku awali dengan bekerja lebih keras lagi. Dengan langkahyang penuh dengan rasa optimis aku menapaki kembali kehidupan ini, bangkit dari segala duka.

@@@



Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, …. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. … Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.(Surat Huud ayat 112-115)

Rabu, 03 Juni 2009

Cerpen : Sahabat sejati

:: SINOPSIS : Dalam kita bermujahadah untuk melaksanakan dakwah, banyak perkara yang diambil remeh atau terlepas pandang yang mungkin akan mempengaruhi dakwah gred apa yang akan kita wariskan kepada generasi seterusnya. Penulis buku Al Awaiq, Muhammad Ar Rasyid berkata, “Setiap orang akan bertindak dan memiliki sikap positif sekadar mana dia memahami erti persaudaraan. Ada yang memiliki ketinggian ukhuwwah dan ada yang gugur kerana rendahnya erti ukhuwwah dalam dirinya.”

Hayati mengemas pakaiannya ke dalam “back-pack”nya, sementara menunggu laptopnya “turn-off”. Kemudian, dia memperosokkan sahaja laptopnya ke dalam “back-pack”nya. Zuraida, teman sebilik Hayati memasuki bilik sambil membawa secawan kopi yang baunya semerbak sehingga memenuhi atmosfera bilik mereka.

“Awak tak tido umah malam ni ke?” tanya Zuraida.
Hayati sudah mengagak pertanyaan tersebut, lalu tersengih sahaja.”Huhu.. Sedihnya saya tinggal sorang-sorang lagi dalam bilik malam ni, tak de orang nak tolong segarkan saya kalau mengantuk masa study,” Zuraida merengek.

Hayati memakai tudungnya, sambil meniup-niup bucu tudungnya supaya kemas. “Alah awak ni, tiada keupayaan dan tiada kekuatan melainkan dengan Allah. Doa la banyak-banyak supaya Allah segarkan awak. Kadang-kadang, saya ni menggalakkan awak tido lagi ade lah.”
Zuraida mencebik. “Awak tido rumah sape pulak malam ni?”

“Rumah, err.. rumah.. Huda.” Hayati teragak-agak ingin menyebut nama Huda, kerana ini merupakan kali ke 3 dalam minggu itu Hayati bermalam di rumah Huda. Huda merupakan junior kepada Hayati, dia merupakan seorang muslimah yan gmempunyai keperibadian yang tulus, walaupun masih belum memahami tanggungjawab dakwah dan masih belum memahami sepenuhnya erti islam yang syumul.

Sejak Huda baru sampai ke bumi “Down Under” ini, Hayati telah pun menjalinkan hubungan akrab dengannya. Maklumlah, sayanglah sekiranya jiwa yang baik disia-siakan potensinya.
“Awak nak ikut, Zuraida?” Hayati cuba menghangatkan suasana.
Muka Zuraida terus berubah ceria, “Boleh juga!”

Walaubagaimanapun, ada konflik yang berlaku di dalam diri Hayati, dia dapati dalam dia memenangi hati mad’unya, kadang-kadang dia terasakan seperti mengabaikan hak sahabat-sahabatnya yang lain. Walaupun begitu, sahabat-sahabat serumahnya sangat “supportive”, dan sering memberi kata perangsang, serta ada kalanya sekiranya Hayati tidak sempat melaksanakan tugas mengikut “duty roster” rumah, pasti ada sahabatnya yang lain akan membantunya, terutama sekali Zuraida.

“Tunggu saya kemas barang saya kejap ye!” kelam kabut Zuraida meletakkan cawan kopinya dan terus mengemas barang serta menyalin pakaiannya.
Hayati dan Zuraida berjalan menuju ke stesen bas.
Zuraida melihat jadual bas, “Pukul 5.30 p.m baru bas sampai, sekarang baru pukul 5.15 p.m”
Hayati mengangguk, “Tak pe lah, kita dok sini dulu sembang-sembang”
Zuraida sengih lagi.

“Awak tau tak…” Zuraida memulakan bicara.
“Tak tau, hehe” Hayati berlawak.
“Tak pe lah.. tak jadi bagitau la kalau cam tu..” Zuraida terus merajuk.
“Alah, awak ni.. Saya gurau je..” Hayati cuba memujuk.

Zuraida memaksa dirinya untuk senyum kembali. Entah mengapa, sejak akhir-akhir ini, dia sangat mudah terasa dengan Hayati. Jauh di lubuk hatinya, Hayati merupakan sahabat yang paling dia sayang di kalangan sahabat-sahabat serumahnya. Mungkin kerana itu dia mudah terasa dengan setiap tindak-tanduk Hayati. Namun begitu, Zuraida merupakan orang yang pandai menyembunyikan emosi di sebalik senyumannya yang kelihatan tenang.

“Awak tau tak, dalam banyak-banyak kawan kita.. Awak la yang paling saya…..” belum sempat Zuraida menghabiskan ayatnya, tiba-tiba kedengaran bunyi hon dengan suatu suara kuat.

“Assalamualaikum.. Nak pegi mana tu?” Rupa-rupanya Sufiah. Sufiah “pull-over” kereta kecilnya yang berwarna merah. “Hayati, Zuraida.. Naiklah kereta saye ni. Tak sudi ke naik kereta buruk ni”
“Kami nak ke North Melbourne, are you heading that way as well?” tanya Hayati.

Zuraida yang belum sempat menghabiskan ayatnya, terkejut dengan kedatangan Sufiah. Zuraida tergelak kecil di dalam hatinya, dia terbayangkan Sufiah ibarat Mr Bean yang memandu kereta kumbang. Perbualannya dengan Hayati termati begitu sahaja.

“Come in, come in. Have a ride. I’m heading to Docklands. Boleh drop korang kat North Melbourne.” Kata Sufiah.

Dalam kereta, Sufiah memasang lagu UNIC, Sahabat Sejati. Zuraida yang duduk di belakang tiba-tiba membuka bicara, “Yati, ni lagu untuk awak.” Hayati senyum, “Terima Kasih”. Sufiah pula mencelah, “Saya ni tak de orang nak dedicate lagu ke?”. Ketiga-tiga orang sahabat tersebut tertawa.

Zuraidah memandang Hayati yang sibuk berceloteh bersama Sufiah. Zuraida mengalihkan pandangannya ke luar. Lagu terus berkumandang,

“Ku biarkan pena menulis
Meluahkan hasrat di hati
Moga terubat segala
Keresahan di jiwa
Tak pernah ku ingini”

Mungkin Hayati tidak mendapat mesej yang ingin disampaikan oleh Zuraida.

Zuraida sangat bersyukur kepada Allah, kerana mengurniakan seorang sahabat yang mempunyai semangat juang yang tinggi. Hayati merupakan sahabat fillah yang pertama yang Zuraida kenali. Hayati banyak memberi sokongan kepada Zuraida di dalam pelajaran, maklumlah Hayati pelajar yang cepat tangkap pelajaran. Namun begitu, sejak mereka melangkah ke tahun dua universiti, dan sejak mereka menerima kedatangan adik-adik baru, mereka jarang dapat menghabiskan masa bersama sepertimana dahulu. Zuraida sangat khuatir sekiranya dia ketinggalan, dari segi pelajaran, dari segi dakwah, dari segi tarbiyah, dari segi bilangan mad’u, dari segi segala segi.

Zuraida terus memerhatikan Hayati, ditenungnya sahabat itu puas-puas dan berdoa di dalam hatinya, “Ya Allah terimalah segala amal sahabat ku ini, dan ikhlaskan dia. Dan kuatkan dia sekira dia berasa lemah, dan ikhlaskan dia tatkala dia mengharapkan sesuatu selain Engkau”

Tiba-tiba, Zuraida terasa hatinya sangat lapang. Inilah yang dia mahu rasakan, selama ini perasaannya risau, sedih, bercampur-baur apabila Hayati sudah jarang bersamanya.
Benarlah seperti nasihat Kak Elin, “sekiranya kita ada rasa berat hati dengan seseorang, kita segera doakan kebaikan untuk dia, insya-Allah, syaitan yang cuba hasut kita tu akan lari lintang pukang. Dan malaikat pula akan mendoakan perkara yang sama untuk kita.”

Ini membuatkan Zuraida tersedar, bahawa kebergantungan yang mutlak itu terletak pada Allah. Dan sekiranya seorang insan itu tidak diberi penghargaan, dia tetap menjadi seperti pokok. Pokok yang menurunkan buah apabila dibaling batu.

Zuraida mahu berlari seperti orang lain, berlari menuju jannah insya-Allah, sama-sama tabah dan kuat dalam membawa risalah perjuangan anbiya’. Tapi, kadang-kadang, dia letih. Kerana lupa mengukur kapasiti diri. Mungkin kerana terlupa, Allah melihat usaha seseorang, dan bukan natijahnya.

Tapi, menjadi kebiasaan manusia. Sangat mengharapkan hasil positif di depan mata.
Zuraida terkenangkan Nabi Nuh, kisah dakwahnya di dalam Al Quran. Di dalam surah Nuh, Nabi Nuh merintih kepada Allah, beratus-ratus tahun, pagi sehingga malam menyeru kaumnya, tetapi hasilnya, hanya menyebabkan kaumnya semakin jauh daripada Allah.

“Ah, masakan aku yang baru setahun jagung dalam dakwah ini, mudah sangat putus asa ,” getus Zuraidah dalam hati.
Hayati melihat “rear-view mirror”, ternampak muka Zuraida yang serius.
Hayati membisikkan sesuatu kepada Sufiah, dan Hayati membawa keluar “handphone”nya.
Hayati menaip sms, “Salam, Huda. Maaf akak tak jadi ke rumah awak malam ni. Ada hal sikit. Nanti akak hantar pengganti akak pergi umah awak ye, hehe.”
Sufiah membuat “announcement”, “Baiklah, kita dah sampai Docklands. Selamat makan aiskrim Dairy Bell, jangan lupa saya.” Zuraida tercengang, Hayati turun dari kereta dan membuka pintu belakang, lalu menarik tangan Zuraida. Zuraida tercengang, “Eh, tadi Sufiah kata dia yang nak ke Docklands.” Sufiah terus memecut laju ke destinasi barunya. Kereta kecil merahnya berderum hebat.
“Jom la kita makan aiskrim sama-sama. Dah lama tak “outing” berdua,” Hayati mengajak Zuraida.
Zuraida akur sahaja. Dia terasa pelik, kenapa tiba-tiba Hayati tidak jadi pergi ke rumah Huda.
Hayati membeli aiskrim Chocolate Chips, dan mengambil 2 batang sudu kayu, “Jom dok kat tepi jeti tu..”

Hayati mula bicara, “Tadi kat stesen bas, awak nak cakap sesuatu kan….”
Zuraida tersenyum sahaja.
Hayati bicara lagi, “Awak tak boleh tipu saya dengan senyum tenang awak nih….”

Zuraida tersenyum lagi. Tapi, senyuman itu diikuti dengan air mata.

“Tadi saya nak cakap lain, tapi sekarang Allah ilhamkan saya untuk cakap sesuatu yang lain kepada awak,” kata Zuraida, matanya berkaca-kaca.
Hayati mengangguk, “Cakaplah..”
“Kalau awak nak masuk jannah, jangan tinggalkan saya.” Zuraida berkata sambil menahan air matanya yang semakin laju.

Hayati sangat terharu. Dia tidak pernah terbayangkan bahawa ada orang yang akan berkata begitu kepadanya, Hayati tak tahu nak respon macam mana, sedangkan dia sendiri pun terhuyung-hayang dalam perjalanan mencari syurga Allah.

Maksud sepotong ayat Al Quran, ” Di hari akhirat, terputus segala perhubungan kecuali orang-orang bertaqwa. ” Sungguh mudah untuk bercakap soal ukhuwah islamiyah. Namun nak menzahirkannya payah, apatah lagi hendak mengukuhkannya di dalam hati.

“Saya tahu Allah beri awak banyak kelebihan berbanding saya, moga Allah melindungi saya daripada hasad dan dengki, dan moga Allah menjauhkan awak daripada ‘ujub dan riya’ ,” Zuraidah menghela nafas panjang. Aiskrim Chocolate Chips tidak mampu menarik seleranya.
Hayati terpaku. Dia seakan-akan dapat membaca apa yang dirasai oleh kawannya. Benarlah seperti apa yang dia rasai selama ini, tindak-tanduknya yang banyak mengabaikan hak-hak sahabat-sahabatnya mampu mengundang virus ukhuwah.

“Saya nak minta maaf atas salah silap saya. Saya tau saya banyak tinggalkan awak sorang-sorang. I am lost myself. Kononnya keluar berdakwah tapi, banyak yang lain pula saya abaikan,” Hayati mula meluahkan isi hatinya.

Zuraidah berkata, “Saya pun minta maaf, asyik kadang cebik muka. Tapi, tak perlu lah kita mengungkit salah silap kita yang dahulu. Apa yang sudah tu sudah..”
Hayati menyambung, “Betul? Kosong-kosong!”
Zuraidah pula berkatai, “Kosong-kosong!”

“Insya-Allah, kita akan saling mengigatkan. Time kena study, kita pulun habis-habisan. Time kena keluar berdakwah, kita mujahadah sehabis baik, jaga amal fardi.. Kejutkan qiyam, ingatkan supaya puasa sunat!” Hayati mula meng”list-out” perjanjian di antara mereka.

“Kena tunai hak pada semua pihak yang ada hak ke atas kita, kena berlapang dada dan menerima setiap sahabat kita seadanya, saling memperingatkan, walau kita “fastabiqul khairat”, mudah-mudahan ada persaingan sihat.. dan last sekali …outing kat charcoal chicken dengan geng rumah dua minggu sekali, hehe..” Zuraida menyambung.

“Lillahi ta’ala!” Zuraida dan Hayati menyebut kalimah “kerana Allah ta’ala” serentak. Mereka tersenyum sesama sendiri.
“Jom makan aiskrim ni dah cair!!” Zuraida menyogok sesudu aiskrim kepada Hayati.
“Hehe..” Hayati tergelak kecil.
“Er… kita nak tido mana ye malam ni?” Zuraida bertanya.
“Hehe.. tak pe, kita tido kat bilik kita yang best tu lah… Sufiah tido kat umah Huda, insya-Allah” jawab Hayati. Zuraida terbayang Sufiah bersama kereta merahnya menuju ke rumah Huda. Sufiah memang seorang sahabat yang “sporting” dan lucu.

Kedua-dua sahabat itu tersenyum. Moga Allah memberkati persahabatan mereka, dan meneguhkan hati-hati mereka di atas jalan dakwah hingga bertemu denganNya. Itulah doa mereka berdua.

Jauh di mata, dekat di hati…

Senin, 01 Juni 2009

Tindakan kita Sebatas kita Memandang Dunia

Tindakan kita adalah cermin bagaimana kita melihat dunia. Sementara duni kita tak lebih luas dari pikiran kita tentang diri kita sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berparasangka positif pada diri kita sendir, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang da dalam pikiran kita. Padahal dunia tak butuh penilaian apa-apadari kita. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita liahat. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut menghadapi dunia sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.

Maka, bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui di atas itu, kita perlu jujur melihat diri kita sendiri. Dan, dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian-penilaian kita.

Ketekunan adalah kekuatan kita

Apa yang kita raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang kita lakukan terus-menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila kita yakin pada tujuan dan jalan kita, maka kita harus memiliki ketekunan untuk tetap berusaha. Ketekunan adalah kemampuan kita bertahan di tengah tekanan dan kesulitan. Kita harus tetap mengambil langkah selanjutnya. Jangan hanya berhenti dilanhkah pertama. Memang semakin jauh kita berjalan, semakin banyak rintangan yang menghadang. Beyangkan, andai saja kemarin kita berhenti, maka kita tidak berada disini sekarang. Setiap langkah akan menaikkan nilai diri kita. Apapun yang kita lakukan jangan, jangan sampai kita kehilangan ketekunan kita, karena ketekunan adalah daya tahan kita.

Pepetah mengatakan bahwa ribuan kilometer langkah dimulai dari satu langkah. Sebuah langkah besar sebenarnya terdiri dari banyak langkah-langkah kecil. Dan langkah pertama keberhasilan harus kita mulai dari rumah kita. Rumah kita yang paling baik adalah hati kita. Itulah sebaik-baiknya tempat untuk memulai dan untuk kembali. Karena itu mulailah kemajuan kita dengan memajukan hati kita, kemudian pikiran kita, dan usaha-usaha kita. Ketekunan hadir apabila apa yang kita lakukan benat-benar berasal dari hati kita.

Berlayarlah menuju pantai harapan

Kita adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menentang angin. Kesejatian kita adalah berlayar mengarungi samudera, menembus badai dan menemukan pantai harapan. Sehebat apapun perhu diciptakan, tak ada gunanya apabila hanya tertambat di dermaga. Dermada adalah masa lalu kita. Tali penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan kita. Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan yang dianugerahkan pada kita. Jangan biarkan masa lalu menambah kita disitu. Lepaskan diri kita dari ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah.

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang, dan batu karang. Yang memisahkan kita dari dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Di situlah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri kita adalah berkarya menemukan keberhasilan.

Nikmatilah hidup ini 24

Seberapa luas dunia yang kita ciptakan? Banyak orang hanya memiliki dunia seluas meja tulisnya. Atau sepetak ruang kerjanya. Atau mungkin sebesar gedung kantornya saja. Pandanglah keluar. Tebarkan pandangan kita. Carilah ujung cakrawala. Nikmatilah cahaya matahari sore

Kesempatan terbaik 25

Sahabat

Periksalah kembali persahabatan yang pernah kita rajut. Apakah masih terbentang disana? Atau kita telah melupakannya jauh sebelum ini. Bekerja keras meniti jalan karier bukan berarti memisahkan kita dari persahabatan. Beberapa orang mengatakan bahwa menjadi pemimpin itu berteman sepi, selalu mengerjakan apaun sendiri. Memang pohon yang menjulang tinggi berdiri sendiri. Perdu yang rendah tumbuh bersemak-semak. Demikiankah hidup yang ingin kita jalani?? Bukan. Jangan kacaukan karier dengan kehidupan yang semestinya. Persahabatan merupakan bagian dari hidup kita. Binalah persahabatan. Kita akan merasakan betapa kayanya hidup kita. Berbagi kesedihan pada sahabat, mengurangi kesedihan. Berbagi kebahagian pada sahabat, memperkokoh kebahagiaan.

Orang bijak bilang sahabat adalah satu jiwa dalam tubuh yang berbeda. Dan sahabat kita yang terdekat adalah keluarga kita. Barangkali, itulah mengapa bersahabat meringankan beban kita, karena di dalam persahabatan tidak ada perhitungan. Di sana kita belajar menghindari hal-hal yang tidak kita setujui, dan senantiasa mencari hal-hal yang kita sepakati. Itu juga kenapa persahabatan adalah kekuatan. Sebagaimana kata pepatah, hidup tanpa teman, mati pun sendiri.

Merasakan keindahan34

Tujuh keajaiban dunia37

Masalah adalah tantangan.

Bila kita menganggap masalah sebagai beban, kita mungkin akan menghindarinya. Bila kita menganggap masalah sebagai tantangan, kita mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat kita terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat kebarhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses kita. Tanpa masalah kita tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup inipun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Buakn pula eraman hangat dimalam-malam yang dingin. Namun ketika mereka melempar anak-anaknya itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila kita tak bisa mengatasi masalah, kita tak kan menjadi seseorang yang sejati.

Cinta...

Tuhan..

Saat aku menyukai seorang teman

Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir

Sehingga aku tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir

Tuhan..

Ketika aku merindukan seorang kekasih

Rindukanlah aku kepada yang rindu Cinta Sejati-Mu

Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi

Tuhan..

Jika aku hendak menyukai seseorang

Temukanlah aku dengan orang yang mencintai-Mu

Agar bertambah kuat cintaku pada-Mu

Tuhan...

Ketika aku sedang jatuh cinta

Jagalah cinta itu

Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Tuhan..

Ketika aku berucap aku cinta padamu

Biarkan kukatakan kepada yang hatinya tertaut pada-Mu

Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu

Sebagaimana orang bijak berucap

Mencintai seseorang bukanlah apa-apa

Dicintai seseorang adalah sesuatu

Dicintai oleh orang yang kau cintai sangatlah berarti

Tapi dicintai oleh Sang Pencipta adalah SEGALANYA

Manusia bahagia bila…

Manusia bahagia bila dia bisa membuka mata. Untuk menyadari bahwa ia memilki banyak hal yang berarti.manusia bias bahagia bila ia mau membuka mata hati. Untuk menyadari, betapa ia dicintai. Manusai bias bahagia bila ia mau membuka diri. Agar orang lain bias mencintainya dengan tulus.

Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati, berusaha meraih yang tak bias diraih, memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri yang ada. Manusia buta karena egois dan hanya memikirkan diri, tak sadar bahwa ia begitu dicintai, tak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik, selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar karena serakah.

Ada teman yang begitu mencintai tapi tidah diindahkan, karena memilih, menilai, dan menghakimi sendiri. Memilih teman dan mencari-cari padahal didepan mataada teman yang sejati. Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah, ingin dirinya yang paling di perhatikan, paling di saying, selalu menjadi pusat perhatian, selalu dinomorsatukan. Padahal semua manusia memiliki peranan, hebat dan nomor satu dalam satu hal, belum tentu dalam hal lain, dicintai orang satu belum tentu oleh orang lain.

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri kita sendiri. Jikalu berharap dari orang lain, maka bersiaplah untuk ditinggalkan, bersiaplah untuk dikhianati. Kita akan bahagia bila kita bisa menerima diri apa adanya., mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai orang lain dan mau menerima orang lain.

Percayalah pada Tuhan, dan bersyukur kepada-Nya, bahwa kita selalu dinberikan yang terbaik sesuai usaha kita., tak perlu berkeras hati. Ia akan memberi kita disaat yang tepatapa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini, masih ada esok hari. Berusaha dab berbahagialah karena kita dicintai begitu banyak orang.

Cita-cita terbesar

Dalam sebuah perjalanan hidup, cicta-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan. Ada kalanya kita mesti berjuang, serta menyika[i segala rahasia dalam kehidupan.

Perjalanan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita. Setiap hembusan nafas, detak jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama, kesempurnaan.

Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu. Tiadak ada seorangpun melebihidari yang lain. Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam mensikapinya. Ada yang berjuang untuk melewatinya dengan membunuh waktu. Tidak pula sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang ia pinya.

Apa rahasia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh warna. Makna tentang cinta, ilmu dan iman. Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan denagn iman hidup jadi terarah.

Cara Alam menghibur kita

Pernahkah kita mengalami ketika hujan deras mengguyur, kita lupa membawa paying. Lalu kita pun berbasah kuyup kedinginan. Namun, ketika kita siapkan jas hujan, justru panas dan terik dating membakar hari. Sebalkah kamu???

Atau mungkin kita pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi perjalanan malah tersendat, seolah membiarkan kita terlambat. Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pengendara lain malah membunyikan klakson agar kita cepat mempercepat langkah. Sebalkah kamu??? Mengapa keadaan sering kali tak bersahabat?? Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak. Inikah yang disebut “ketidakmujuran”???

Sadari saja, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri, dan bergurau secara nyata. Kejengkelan itu muncul dari karena kita tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan diri sendiri. Kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tidak tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum, meski secara kecut, tak apalah.

Kesempatan terbaik

Kesempatan adalah waktu, karena ia hanya datang sekali.

Kesempatan adalah peluang, karena kita dapatv mengambil atau mengabaikannya.

Kesempatan adalah keluasan, karena ia membuka jala-jalan baru di masa depan.

Diahadapan kita berjajar pintu-pintu kesempatan tak terhingga yang terbuka lebar. Kita hanya dapat memilih satu dan tak akan ada jaln kembali. Karenanya, putuskanlah yang tebaik bagi kita sendiri. Nasib tidak memihak pada siapapun,mrlainkan pada keputusan kita sendiri.

Kata pepatah, matahari pagi tak akan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang tertidur nyenyak. Kesempatan pun tak akan mengetuk dua kali agar kita mau membukakan pintu keputusan kita. Bila toh dating lagi, ia menampakkan wajah yang berbeda. Dan kesempatan terbaik yang kita miliki adalah hidup yang sekali ini. Pergunakannlah bukan hanya sebaik-baiknya, namun yang terbaik-baiknya.

Tembok yang kokoh

Sebuah tembok terdiri dari dua hal, yaitu batu dan semen. Tanpa keduanya, tidak ada benda yang bernama tembok. Besar ataupun kecil. Batu bata yang tidak di semen, tidak akan menjadi tembok yang kokoh, dan apalah artinya tembok tanpa kekokohan.

Hal yang sama juga terdapat dalah hidup kita. Hidup kita terdiri atas waktu dan alas an untuk hidup. Adalah sia-sia bila kita menyusun banyak hidup kita jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun, tanpa menyadari alas an kita hidup. Sama seperti tembok yang tebuat oleh batu bata yang tak bersemen. Mudah goyah.

Kekokohan hidup kita bagai tembok yang disemen?? Hanya alas an untuk hidup kita yang membedakan antara hidup yang kokoh dan yang rontok oleh goncangan, namun kita selalu bias menyusun alas an untuk hidup yang kokoh.

Temukan alas an hidup kita hari ini, agar hidup kita bagai tembok yang kokoh, sama seperti anda meletakkan semen di antara batu-batu bata.

Ecsotis friend

Ecsotis friend
foto bareng sewaktu selesai ujian praktek agama tgl 28 April 2009